Jl. Siam No. 106, Pontianak, Kalimantan Barat
+6281256976038
Satu hal yang selalu membuat saya selalu senang saat pulang ke kampung halaman mama saya, Pontianak, adalah kulinernya. Sebagian besar makanan di sini adalah Indonesian food dan Chinese food. Pada siang hari, tidak banyak tempat makan pinggir jalan yang buka karena biasanya mereka buka saat menjelang sore hari, sekitar jam 4-5 sore. Saat waktu makan malam datang, sekitar jam 7 malam, tempat-tempat makan mulai ramai dengan orang-orang yang ingin makan malam. Kata teman saya yang asli orang Pontianak sih, memang kebanyakan orang di Pontianak lebih suka makan malam di luar dibanding makan malam di rumah.
Salah satu jajanan kesukaan saya saat di Pontianak adalah chai kue. Chai kue adalah makanan sejenis pangsit, mungkin mirip seperti gyoza, atau kuo tie. Chai kue sebenarnya sama saja dengan choi pan, yang membuat berbeda adalah bahasanya. Chai kue itu bahasa Tio Ciu, dan choi pan itu bahasa Hakka. Biasanya berbentuk setengah lingkaran, tapi ada juga yang berbentuk lingkaran. Kulitnya terbuat dari campuran tepung beras dan juga tepung tapioka dengan ketebalan yang cukup tipis. Isinya bermacam-macam, ada yang berisi bengkuang, kacang, atau daun kucai, yang sudah dicampur dengan ebi. Chai kue bisa dimasak dengan cara dikukus atau digoreng. Biasanya disajikan dengan bawang putih goreng yang dicincang kasar, dan dimakan dengan sambal biasa atau sambal ebi.
Dikukus |
Digoreng |
Biasanya saya selalu dibawakan chai kue oleh kerabat saya di sana. Terakhir kali saya mengunjungi Pontianak, saya ingin mencoba makan chai kue langsung di tempat jualannya. Maka berdasarkan rekomendasi dari banyak teman, saya pergi ke Chai Kue Siam A Hin.
Chai Kue Siam A Hin lebih sering disebut sebagai Chai Kue Siam, karena lokasinya yang terletak di jalan Siam. Sepertinya semua orang Pontianak mengenal tempat makan yang satu ini. Kunjungan pertama saya ditemani sepupu saya, saat itu hari sudah cukup larut malam. Tempatnya sangat ramai, untungnya saya masih mendapatkan tempat duduk di luar. Tapi sialnya, saat saya datang chai kue dengan isi bengkuang dan daun kucai baru saja habis, yang ada hanya chai kue isi kacang.
Indoor |
Outdoor |
Tidak putus asa karena masih penasaran, esok harinya saya pergi ke Chai Kue Siam untuk yang keduakalinya ditemani seorang teman kampus yang juga orang Pontianak. Saya mengincar jam-jam buka karena saat itu makanan masih banyak dan lengkap, pelayanan juga masih baik karena belum capek melayani orang.
Baru buka saja sudah banyak orang yang datang untuk makan |
FOOD REVIEW
Ini adalah chai kue goreng isi kacang. Berbentuk lingkaran yang cukup tebal. Kulit chai kue-nya tidak terlalu tipis dan digoreng hingga kulitnya sedikit agak garing saja. Isiannya sangat padat dengan lek tau suan, atau kacang hijau yang sudah dikupas kulitnya dan ditumbuk, lalu dicampur dengan ebi.
Chai kue goreng yang padat dengan isi lek tau suan dan ebi |
Awal-awal memakannya sih, rasanya enak-enak saja. Namun ketika sudah
mulai habis dua atau tiga chai kue, saya mulai merasa kenyang. Karena
saya bukan penggemar kacang, lama-kelamaan memakannya, saya jadi merasa
eneg. Sehingga pada akhirnya saya mengeluarkan isinya dan memakan
kulitnya saja. Untuk penggemar berat kacang, makanan ini pasti cocok.
Chai kue goreng dengan isi bengkuang dan daun kucai |
Yang berwarna putih adalah chai kue dengan isi bengkuang, lalu yang hijau adalah chai kue dengan isi daun kucai. Ketebalan kulit maupun isinya tidak setebal chai kue isi kacang, yang ini kulitnya lebih tipis dan isinya tidak terlalu padat.
Kedua sisi digoreng hingga berwarna coklat keemasan dengan kematangan yang pas karena kulit chai kue masih lembut dan mudah dirobek dengan sumpit. Di atasnya diberi bawang putih yang dicincang kasar lalu digoreng dengan kematangan yang pas, renyah dan tidak pahit, warnanya juga coklat keemasan.
Chai kue dengan isi cincangan daun kucai |
Bagi yang belum pernah memakan daun kucai, saya beritahu, jika dimakan, daun kucai ini enak rasanya. Teksturnya mungkin mirip dengan seledri cincang atau cincangan daun bawang, namun rasanya berbeda. Saya tidak menemukan rasa khas dari daun kucai ini. Yang jelas, rasanya samasekali tidak aneh dan tidak pahit, ataupun rasa tanah.
Saya suka yang ini, chai kue dengan isi bengkuang. Tekstur bengkuangnya masih renyah, dan bengkuangnya sendiri terasa manis dengan terkadang ada rasa asin dari ebi.
Yang ini adalah chai kue kukus dengan isi bengkuang dan daun kucai. Kulitnya sedikit lebih tebal jika dibandingkan dengan chai kue goreng. Teksturnya agak kenyal, licin, dan juga agak lengket. Kalau soal selera sih, saya lebih menyukai chai kue goreng dibanding chai kue kukus.
Kiri; sambal biasa. Kanan; sambal ebi |
Dan jangan lupa untuk memakan chai kue dengan sambalnya, baik sambal biasa maupun sambal ebi. Untuk sambal ebi, rasanya tidak begitu pedas namun lebih gurih karena keberadaan ebi. Selain sambal juga disediakan kecap asin dan minyak wijen.
Untuk harganya, chai kue goreng dihargai 1.500 rupiah perbuah, dan chai
kue rebus dihargai 1.000 rupiah perbuah. Untuk sekedar mengemil, 5 atau
10 buah sudah cukup. Tapi kalau untuk makan malam, 20 buah cukup
mengenyangkan. Enak, murah meriah, dan mengenyangkan.
Saat itu saya sempat memesan 50 buah untuk dibawa pulang, sayangnya saat itu pemiliknya tidak menerima orderan karena istrinya sedang hamil dan akan segera melahirkan. Saya ucapkan semoga sukses dan selamat saat melahirkan dan pemilik tersebut tersenyum ramah kepada saya dan mengatakan "datang lagi ya!". Definitely will go back here someday!
chai kue bukannya sama ya ama choi pan?
ReplyDelete-HW-
sama kok. cuma beda daerah saja jadi pengucapannya beda.
DeleteMANDA MANDA MANDA ! CAI KUE U OLANG OLANG
ReplyDeletelu olang penggemal belat chai kue ya? hahahaha.
Deletedamnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
ReplyDeletei love that food
kok ga bawain mand?wkwkwkwkkww
waktu itu kan mau gua bawain tapi orangnya ga terima orderan.. paragraf terakhir, bi.
Deletemanda.,,klo kesana lg ikutttttttt
ReplyDeleteegila murah bener 1500-an satu biji, jadi pengen ke pontianak nih
ReplyDeleteHalo mohon iji . Saya share di facebook saya ya. Rudy lim. Sangat menarik ulasan dan tulisannya. Saya suka sekali. Terima kasih
ReplyDeleteHalo mohon iji . Saya share di facebook saya ya. Rudy lim. Sangat menarik ulasan dan tulisannya. Saya suka sekali. Terima kasih
ReplyDelete