2012/01/29

Convivium

Jl. Panglima Polim IX No.1, Jakarta Selatan
021-7269963


Kakak pertama saya pulang ke rumah sambil membawa kue-kue yang dibelinya dari Convivium. Karena saya sendiri belum pernah kesana, jadi saya hanya mendengarkan cerita dari kakak saya. Katanya Convivium itu sebuah tempat makan ala Italia, tapi mereka juga menjual kue-kue, dan yang paling terkenal dari Convivium adalah kue Red Velvet-nya yang katanya sangat enak. Sayangnya saat dia berkunjung kesana Red Velvetnya sudah habis.. Jadi dia hanya membeli Red Velvet Cupcakes dan Rainbow Cake.


Begitu packaging-nya dibuka, bau dari adonan kue begitu semerbak, wangi yang manis. Belum makan saja sudah enak. Tapi apakah rasanya seenak baunya?

FOOD REVIEW

Red Velvet Cupcakes (20.000/perbuah)


Krimnya tidak terlalu manis, ada rasa asam lemon tetapi tidak terlalu terasa, cukup creamy dan tidak terlalu ringan. Kuenya sendiri cukup ringan untuk dipotong tapi rasanya agak "berat", rasanya tidak manis tapi tidak pahit juga. Lalu warna merah di krim-nya itu adalah parutan kelapa yang diberi perwarna makanan.

Rainbow Cake (25.000/potong)

Baru pertamakalinya saya melihat Rainbow Cake yang sesungguhnya (biasanya hanya lihat di internet), ternyata bagus banget ya. Tujuh warna dalam satu potong. Baunya enak, ada bau susu di adonan kuenya dan bau lemon di krimnya. Kuenya ringan, walaupun warnanya berbeda, rasanya sama saja, manis dan milky. Dan krimnya sangat terasa rasa lemonnya tapi tidak terasa asam yang kecut. Rasanya lebih enak dibandingkan dengan Red Velvet Cupcakes!

Sekarang saya mulai penasaran dengan Convivium dan ingin mengunjungi tempatnya secara langsung untuk mencicipi makanannya.

Ramen 38

Kamome Building, 2nd Floor
Jl. Melawai Raya 189B, Jakarta Selatan
021-72800268 


Karena teman saya mempunyai perut karet, setelah makan kari dengan porsi yang cukup besar di Ebisu Curry, dia mengajak saya untuk lanjut ke ronde dua ke kedai ramen yang terletak di sebelah kiri Ebisu Curry, Ramen 38.

Sesuai dengan namanya, Ramen 38 (atau disebut juga Ramen Sanpachi) menyediakan berbagai jenis ramen dan makanan khas Jepang lainnya. Tapi jangan berpikir untuk mencari sushi di sini ya. Ramen 38 sempat dibicarakan banyak orang karena menyajikan ramen dengan tingkat kepedasan sampai level 10.

Begitu memasuki kedai Ramen ini, para pelayan langsung menyambut "Irrashaimase!" (yang artinya "selamat datang"). Suasananya sengaja dibuat se-"Jepang" mungkin karena cukup banyak orang asli Jepang yang datang untuk makan disini. Interior dominan berwarna merah, siaran TV berbahasa Jepang, majalah dan komik dalam bahasa Jepang, bahkan koran harian pun berbahasa Jepang.



Pusat Ramen 38 adalah disini, di Kamome Building. Tapi sekarang Ramen 38 sudah membuka cabang dimana-mana. Tapi perlu diingat, ada tiga cabang yang tidak resmi, yaitu cabang Pondok Indah, Bintaro, dan Bali. Ketiga cabang itu hanya menggunakan nama Ramen 38 tanpa izin resmi dari PT. Enak Benar (pendiri Ramen 38). Saya pernah mencoba untuk makan di cabang tidak resmi di Pondok Indah. Tempatnya sepi, ramennya pun tidak terlalu enak, dan pembayarannya cash only dengan tambahan servis sebanyak 10%, tapi pelayanan yang saya dapatkan tidak begitu bagus.

FOOD & PRICE


Makanan disini banyak dan bervariasi, lebih banyak dibandingkan kunjungan terakhir saya kesini. Bahkan Ramen 38 baru-baru ini mengeluarkan 6 menu baru.
  • Appetizer: 17.000 - 35.000
  • A la Carte: 22.000 - 45.000
  • Noodle: 43.000 - 62.000
  • Additional Topping: 6.000 - 20.000
  • Gohan: 12.000 - 52.000
  • Set Meal: 55.000 - 60.000 dan ada juga set meal seharga (harga ramen) + 25.000
  • Drinks: 12.000 - 700.000
  • Desserts: 18.000 (dengan additional topping seharga 3.000 - 7.000)
Selama saya makan disini, selalu berakhir dengan perhitungan yang diluar dugaan karena adanya pajak bangunan 10% dan biaya servis 10%.

FOOD REVIEW


Mineral Water (Free and refill)

Air mineral dingin ini hanya berlaku di Ramen 38 Kamome. Di cabang selain Kamome, tidak berikan minuman gratis. Makanya, setiap kali saya ingin makan di Ramen 38, saya selalu pergi ke Kamome Building agar tidak perlu mengeluarkan uang untuk minum.

Gyoza (28.000)

Gyoza adalah pangsit ala Jepang yang berisi cincangan daging (bisa pilih daging babi atau ayam), bawang putih yang sudah dihancurkan, daun bawang, dan entah apa lagi saya kurang tau, yang dibungkus dengan adonan yang sangat tipis lalu dibakar. Ada kerenyahan dari kulit adonannya, dan isi dari gyoza ini - walaupun agak berminyak - perpaduan antara daging dan bawang putih itu sangat membuat saya ketagihan. Ini menu yang wajib dipesan setiap kali saya datang kesini.

Isi gyoza-nya.

Saat memesan ramen, pelayan menanyakan beberapa pertanyaan; "Mau dengan daging apa? Mie-nya matang atau setengah matang? Keriting atau lurus?". Yang saya rekomendasikan sih sebaiknya mie keriting setengah matang.

Jigoku Ramen (55.000)

Inilah ramen yang sempat menjadi pembicaraan banyak orang, Jigoku Ramen. Dengan tingkat kepedasan level 10, ramen yang teman saya pesan ini terlihat begitu menggoda (karena kami penggila makanan pedas!). Kuahnya begitu merah pekat, cukup kental, dan terlalu banyak sehingga mie-nya sendiri tidak terlihat karena tenggelam. Di dalam kuahnya ada bubuk cabai, minyak cabai, dan potongan cabai rawit merah. Lalu ada juga jamur, sayur, daun bawang, dan potongan daging (yang sayang sekali hanya diberikan satu potong).

Rasanya begitu pedas dan panas, hanya itu rasa dari ramen ini. Saya juga merasakan pahit karena takaran cabai bubuk yang terlalu berlebihan. Jangan berharap untuk merasakan rasa kuah kaldu dari Jigoku Ramen, karena yang dirasakan hanya rasa pedas yang begitu menantang!

Sebaiknya jangan terburu-buru saat memakan Jigoku Ramen agar cipratan kuah tidak mengenai mata. Karena jika cipratan kuahnya mengenai mata, rasanya sangat pedih dan menyakitkan.

Pertamakali saya mencoba Jigoku Ramen, saya mencoba tingkat kepedasan level 7. Setelah memakan itu, perut saya sangat panas dan bergejolak, dan sesampainya di rumah, saya langsung melakukan pembuangan yang cukup "panas". Jigoku Ramen benar-benar melancarkan pencernaan saya.. Tapi sekarang saya sudah biasa memakan Jigoku Ramen level 10. *Curcol

Chashu Men (57.000)

Semangkuk besar ramen dengan mie keriting setengah matang dan daging ayam sebagai pilihannya (bisa pilih babi juga). Menurut saya lebih enak dengan mie keriting yang setengah matang, karena teksturnya kenyal dan tidak lembek. Daging ayamnya lembut, tetapi kurang berbumbu. Kuahnya ringan dan tidak terlalu berminyak.

Tonkotsu Chashu Men (62.000)

Semangkuk besar ramen dengan potongan daging babi yang cukup banyak. Daging yang diberikan memang tidak terlalu tebal sih, tapi enak dan tidak terlalu banyak lemak. Kuahnya benar-benar gurih, agak berat tapi tidak berminyak. Enak!

Green Tea Ice Cream (18.000)

Untuk mendingingkan perut yang terasa panas, saya memesan Matcha Ice Cream. Terdapat tiga scoop es krim dalam satu gelas. Es krimnya enak, tidak terasa seperti potongan air es yang membeku, begitu lembut, terasa manis tapi di sisi lain juga terasa pahit. Kombinasi yang sangat enak.

Dari sekian banyak greentea ice cream yang pernah saya cicipi di banyak tempat, menurut saya greentea ice cream di sini yang paling juara.

Jelly (Free)

Setiap kali sehabis makan, di Ramen 38 cabang manapun selalu diberikan dessert gratis berupa jelly, yang sepertinya dibuat dari Nutrijell.

Saya sudah datang kesini berkali-kali, tapi saya tidak pernah bosan memakan makanan disini, bahkan saya ingin datang lagi ke tempat ini, sekarang juga. 8.5/10.

2012/01/26

Ebisu Curry

Kamome Building, 2nd Floor
Jl. Melawai Raya 189B, Jakarta Selatan
021-7210020


Saya sangat penasaran untuk mencicipi makanan yang ada di restoran yang spesialisasinya kari Jepang ini. Setelah rasa penasaran saya tidak tertahankan lagi, akhirnya saya dan teman saya pun meluncur ke Kamome Building yang terletak di daerah Melawai, Blok M.

Kamome Building berlokasi satu gedung dengan Starbucks dan bersebelahan dengan Tamani Cafe. Di lantai dasar Kamome Building ada supermarket Jepang yang menjual berbagai macam produk dari Jepang dan ada juga penjual kue-kue yang terletak di pintu masuk. Saya naik ke lantai dua menggunakan tangga dan saya langsung melihat Ebisu Curry yang.. Tutup.

Langsung saja saya bertanya kepada seorang pegawai yang baru keluar dari pintu khusus staff Ebisu Curry dan dia mengatakan; "jam 5 nanti kita buka kok", lalu dia segera pergi menjauh. Saya melihat jam tangan saya dan saat itu jam 4.45. Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu.

Ada beberapa orang yang datang untuk makan di Ebisu Curry tapi begitu melihat tempatnya tutup, mereka langsung menuju Ramen38 yang terletak di samping Ebisu Curry.
Tapi saya akan keukeuh dengan keputusan awal saya sejak meninggalkan kosan!

Karena sengaja tidak mengisi perut dari pagi, perut terasa lapar..
Plus kuliah dan tugas gambar yang seabrek-abrek, perut ini terasa semakin lapar..
Penantian selama 15 menit itu terasa sangaaaaaaaaattt lama..
Dan pada akhirnya, lampu-lampu di Ebisu Curry mulai dinyalakan.

BANZAI!!


Bisa take away juga loh

Clay food yang menggoda dipajang di etalase

Berhubung baru saja buka, lokasi masih sangat sepi. Hanya ada saya, teman saya, dan dua pelayan. Foto-foto bisa sepuasnya tanpa ada yang memperhatikan dengan pandangan aneh. Jadi merasa seperti tempat milik sendir. :P


Datang kesini rasanya benar-benar seperti sedang makan di suatu restoran di Jepang. Ada pengumuman dalam bahasa Jepang yang ditempel ke dinding, siaran TV dalam bahasa Jepang, bahkan menu-menu pun ditulis dalam huruf-huruf Jepang dan bahasa Jepang.

Di setiap meja disediakan tisu basah, sumpit, garpu, dan dua sendok. Sendok yang besar untuk makan nasi dan sendok yang kecil untuk makan dessert.


Agar tidak ada yang seperti saya lagi (menunggu dengan sangat lama), jangan lupa untuk mengecek jam operasi atau menelpon Ebisu Curry sebelum datang ke lokasi.
  • Senin - Jumat   : 9:00 - 11:00 dan 13:00 - 21:00
  • Sabtu - Minggu: 9:00 - 11:00 dan 11:00 - 23:00 

FOOD & PRICE


Walaupun saya sedikit menguasai bahasa Jepang, saya sempat kesulitan dalam mengartikan menu-menunya, berbahasa Jepang dan tidak ada keterangan. Untungnya para pelayan yang baik hati dengan sabar menjawab pertanyaan saya.
  • Nomimono (Drinks / Minuman): 6.000 - 580.000
  • Otsumami (Drinking snacks / Cemilan untuk teman minum): 18.000 - 38.000
  • Namayasai (Vegetables / Sayuran): 22.000 - 48.000
  • Oden (Hot pot / Sejenis rebusan di dalam panci seperti shabu-shabu): 8.000 - 18.000*
  • Kushiage (Skewer / Sate): 5.000 - 12.000*
  • Teisyoku (Set meal / Porsi lengkap): 36.000 - 72.000
  • Syokuji (Nasi dan sup, mungkin?): 10.000 - 30.000
  • Curry..
Dan yang paling terakhir adalah curry, alias KARI. Khusus untuk bagian kari, saya akan memberikan sedikit info.
 
Pertama, ada 3 jenis porsi:
  1. E (え): Porsi kecil, lebar piring kurang lebih 20 cm, harganya 39.000 - 63.000.
  2. Bi (び): Porsi normal, lebar piring kurang lebih 38 cm, harganya 49.000 - 71.000
  3. Su (す): Porsi besar, lebar piring hampir 50 cm, harganya 64.000 - 86.000
Ukuran tidak begitu akurat karena saya menghitung dengan jengkal tangan saya lalu saya ukur jengkal tangan saya menggunakan penggaris.

Kedua, berikut saya terjemahkan beberapa kata yang kurang umum:
  • Yasai: Sayuran
  • Horenso: Bayam
  • Buta: Daging babi
  • Gyu: Daging sapi
  • Rose: Daging babi dengan lemak
  • Hire: Daging babi tanpa lemak
  • Menchi: Potongan daging
Kesimpulan dari tulisan panjang lebar di atas adalah; harga menu yang paling murah 6.000 dan yang paling mahal 580.000**. Cukup bawa uang 100.000 karena dapat minum gratis disini. Tapi setidaknya bawa uang lebih untuk berjaga-jaga.

*Kurang tau dijual perpotong atau tidak.
**Harga sudah termasuk 10% pajak dan 5% servis.

FOOD REVIEW

Mineral Water (Free and refill)

Baru saja saya duduk dan membaca menu, pelayan sudah menuangkan air mineral dingin. Karena gratis dan sepuasnya, saya memutuskan untuk tidak memesan minuman lagi.

Salad (Free)

Saat saya menunggu pesanan saya datang, saya diberikan semangkuk kecil salad yang berisi daun selada dan tomat lalu diberikan sedikit dressing. Rasa dressing-nya sama saja dengan dressing yang dijual di supermarket terdekat. Suatu hidangan yang bisa dibuat sendiri dengan mudah di rumah.

Hire Katsu Curry (71.000)

Piring yang cukup besar untuk porsi normal..

Seperti yang saya sebutkan di bagian Food & Price, hire adalah daging babi tanpa lemak. Yang saya pesan ini Hire Katsu Curry, daging babi tanpa lemak yang dilumuri dengan tepung roti lalu digoreng. Sehingga saya mendapatkan kerenyahan dari si tepung roti di luar dan empuknya daging babi di dalam tepung roti tersebut.

Kekentalan kuah karinya pas, tidak terlalu kental yang biasanya bikin eneg, dan tidak terlalu encer seperti kuah sup. Tidak ada potongan kentang ataupun wortel di kuah karinya. Kuah karinya pun asli dimasak dengan daging sapi, bukan menggunakan bumbu kari instan yang dijual di supermarket-supermarket Jepang.

Nasinya tidak lembek, tidak lengket, matangnya pas. Sangat cocok dipadukan bersama kuah karinya.


Potongan daging yang diberikan cukup besar dan banyak, tapi tidak terlalu tebal. Setelah digoreng, tekstur daging babi menjadi mirip dengan daging ayam. Perbedaannya hanya warna daging yang pale pink hampir seperti warna putihnya daging ayam, dan tentu saja rasanya yang lebih gurih.

Fukujinzuke, semacam acar yang biasa mendampingi kari-kari Jepang

 Cabai bubuk dan bawang putih goreng untuk menambah rasa

 Pudding (Free)

Selesai makan, pelayan dengan sigap memberikan puding berwarna coklat kehitaman. Saya menebak-nebak rasa puding tersebut, apakah rasa Coca-Cola? Sarsapila? Atau rasa teh? Tapi ternyata setelah saya cicipi, puding tersebut rasa kopi. Rasanya benar-benar pahit, seperti rasa kopi tubruk tanpa tambahan gula sedikitpun. Untungnya diberikan susu kental manis rasa vanila sehingga rasa pahitnya tidak terlalu dominan karena dinetralkan dengan rasa manis dari susu kental manis itu. Menurut saya sih susunya kurang banyak, karena saya suka dessert yang manis.

Kebersihan tempat makan ini baik, pelayan dengan cepat mengangkat piring kotor beberapa menit setelah saya selesai makan. Menurut saya harganya cukup mahal, tapi porsinya sangat sesuai dengan harganya. Walaupun saya hanya makan satu porsi tapi rasanya sangat kenyang sekali. Mungkin lain kali saya akan datang lagi kesini. 8/10.

2012/01/17

Sushi Rock 'n Roll

Jl. Margonda Raya, Depok, Jawa Barat
021-60507922


Terletak tepat di seberang Ayam Bakar Mas Mono di Depok. Tempatnya kecil dan nyempil. Kalau sekedar melintas saja mungkin tidak akan sadar kalau ada restoran sushi di situ. Saya saja baru sadar keberadaan tempat makan ini setelah diberitahu teman saya.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, tempatnya kecil. Jika tempat ini penuh dengan orang-orang yang mau makan disini, mungkin akan susah berjalan karena jarak antar meja dan kursi satu dengan yang lainnya sangat dekat. Tapi saya perhatikan, tempat ini tidak pernah penuh, hanya ada beberapa orang makan di situ.

Dengan jendela kaca sebagai dinding, dari luar saya bisa melihat isi tempat makan tersebut. Dengan interior berwarna merah dominan hitam dan dinding yang cukup polos karena dihias dengan beberapa hiasan. Dapurnya terletak di tempat yang sama dengan tempat duduk.



Dapurnya kecil

FOOD & PRICE


Walaupun namanya tempat makan ini ada embel-embel "sushi" tapi tempat makan ini tidak hanya menyajikan sushi, ada juga menu nasi dengan daging ayam atau sapi, dan lain-lain. Untuk sushinya sendiri, ada beberapa menu yang sama, tapi perbedaannya hanya diberi mayonnaise atau tidak.
  • Appetizer: 8.000 - 25.000
  • Sashimi: 25.000 - 40.000
  • Nigiri Sushi: 7.000 - 30.000
  • House Specialty:  35.000 - 47.000
  • Makimono: 8.000 - 30.000
  • Gunkan Sushi: 13.000 - 20.000
  • Tempura: 20.000 - 35.000
  • Noodle: 20.000 - 30.000
  • Donmono: 25.000 - 35.000
  • Teriyaki: 15.000 - 35.000
  • Teppanyaki: 25.000 - 35.000
  • Drinks: 3.500 - 15.000
Saya sudah beberapa kali makan disini dan pernah dikasih pajak 10%. Tapi terakhir saya makan disini saya tidak kena pajak. Jadinya yah, saya agak bingung, pakai pajak atau tidak?

FOOD REVIEW

Ocha (Refill) (5.000)

Gelasnya kecil, saya sempat berpikir; "mahal banget nih ocha kalo isinya ternyata cuma segini dan enggak refill", tapi ternyata.. Refill.

Chuka Idako (25.000)

Alias baby octopus alias bayi gurita. Berisi empat buah bayi gurita yang kecil-kecil dan ditaruh di piring yang kecil juga lalu disiram semacam saus teriyaki dengan wijen di dalamnya. Tekstur bayi gurita ini sama saja dengan tekstur tulang muda yang terdapat pada ayam. Menurut saya makanan ini cukup mahal melihat porsinya tidak sebanding dengan harganya.

Spicy Salmon Gunkan (15.000)

Cincangan daging salmon yang kemudian dicampur dengan mayonnaise. Salmonnya lembek, sudah tidak terlalu segar.

 Salmon Maki (15.000)

Delapan buah maki berisi potongan salmon. Beberapa salmon ada yang segar, ada juga yang tidak segar. Nasinya sendiri tidak terlalu lembek dan tidak terlalu lengket, tidak gampang hancur, tapi kurang matang.

Crunchy Salmon Spicy (35.000)

Menurut saya porsinya cukup banyak dan potongan sushinya cukup besar. Delapan buah sushi dengan potongan salmon mentah di dalamnya dan tepung roti yang renyah di luarnya lalu ada juga spicy mayonnaise yang rasanya agak pedas karena mengandung cabai bubuk di dalamnya. Mengenyangkan tapi mahal!

Kani Mayo Tobiko Maki (20.000)

Porsinya sama dengan Crunchy Salmon Spicy, bedanya yang ini berisi daging kepiting dan mayonnaise dengan lumuran tobiko di luarnya. Rasanya biasa saja, tapi juga mengenyangkan dengan harga yang lebih murah.

Waktu Sushi Rock 'n Roll buka untuk pertamakalinya di Depok, kualitasnya makanannya bagus, rasanya enak, pelayanannya juga bagus, tidak asal-asalan. Tapi makin lama begini kok kualitasnya makin turun dan saya merasa harganya agak mahal. Sushi Rock 'n Roll tergolong cukup mahal karena kualitasnya tidak sesuai dengan harganya. 6.8/10.

2012/01/12

Pecel Lele Lela

Jl. Margonda Raya No. 434, Depok, Jawa Barat
021-94900578

Di jalan Margonda, dari kejauhan saya bisa melihat sebuah logo yang cukup mencolok, logo yang mirip dengan logo Starbucks, tetapi logo ini bergambarkan ikan lele. Pecel Lele Lela, itulah nama tempat ini. Sesuai dengan namanya, tempat makan ini menyajikan makanan dengan bahan utama ikan lele.

Saya tidak terbiasa memakan ikan lele, jadinya saya kurang suka. Tetapi setelah beberapa kali makan disini, saya merasakan bahwa ikan lele tidak seburuk yang saya bayangkan. Untuk yang ingin mencoba ikan lele tapi tidak terbiasa makan lele, tempat ini bisa menjadi pilihan.

Menurut saya logo ini kurang kreatif, karena meniru logonya Starbucks


Pecel Lele Lela hanya menyediakan tempat makan indoor dengan interior hijau dan kuning yang cerah. Begitu saya masuk, seorang pegawai menyambut; "Selamat pagi, selamat datang di Lela.", lalu diikuti dengan sambutan dari seluruh pegawai "Selamat pagi!", padahal saya datang disaat hari sudah siang, bahkan menjelang sore.




 FOOD & PRICE


Sesuai dengan namanya, Pecel Lele Lela, menyajikan makanan dengan bahan baku utama ikan lele. Tetapi jika tidak menyukai ikan lele, mereka juga menyajikan makanan dengan bahan baku ayam dan sayuran.

Dengan harga yang realtif murah, yaitu dari 1.000 sampai yang paling mahal 15.000, saya rasa makan banyak disini atau menraktir teman makan tidak akan membuat bangkrut. Perut kenyang, kantong pun senang.

*Harga belum termasuk pajak 10%.

 Promosi andalan Pecel Lele Lela

FOOD REVIEW

Air Mineral (Prima, 600 ml) (3.000) & Es Teh Manis (3.000)

 Kerupuk (1.000)

Sama saja dengan kerupuk kalengan yang dijual di warung-warung.

Sop Buah Yoghurt (12.000)

Semangkuk gelas besar berisi potongan buah yang terdiri dari buah naga, pir, melon, mangga, semangka, pepaya, stroberi, dan alpukat. Potongan buahnya sangat banyak. Rasanya juga enak dan menyegarkan. Recommended!

Lele Fillet Lada Hitam (15.000)

Potongan daging ikan lele tanpa tulang yang disiram dengan saus lada hitam. Tidak banyak komentar karena saya tidak mencobanya.

Ayam Bakar Madu (12.000)

Ayamnya agak dingin seperti sudah lama dimasak dan didiamkan, bumbunya tidak meresap sampai ke dalam, sambalnya biasa saja. Hidangan ini biasa saja. Saya bisa mendapatkan ayam bakar yang jauh lebih enak dengan harga yang sama.

Ayam Saos Padang (12.000)

Rasanya seperti ayam goreng biasa yang disiram dengan saus Padang, tapi yang ini bumbunya meresap sampai ke dalam. Rasa sausnya tidak terlalu pedas. Yang ini ayamnya masih terasa panas, berbeda dengan ayam bakar madu yang terasa dingin.

Lele Fillet Goreng Tepung (12.000)

Rasanya standar ikan yang digoreng tepung tapi tanpa tulang dengan taburan kremes di atasnya. Tidak banyak komentar karena saya tidak mencobanya..

Cah Kangkung Tauco (6.000)

Rasanya agak terlalu manis, tapi untungnya sayurannya tidak over cooked.

Tahu / Tempe (2.000)

Potongan tahu dan tempenya cukup besar. Tempenya digoreng hingga cukup garing, tapi rasanya seperti tempe bacem, agak manis.

Perkedel Kentang (6.000)

Tiga buah perkedel kentang yang kecil-kecil. Tidak banyak komentar karena saya tidak mencobanya..

Lele Saos Padang (12.000)

Ikan lele yang digoreng lalu disiram dengan saus Padang. Rasanya agak dingin seperti sudah lama didiamkan, tidak digoreng dengan garing karena tidak renyah. Saus Padangnya juga tidak pedas dan terlalu berminyak.

Terakhir saya makan disini rasanya agak mengecewakan. Saya rasa kualitasnya mulai menurun. Menurut saya cukup unik membuat suatu restoran dengan ikan lele sebagai menu andalan, karena belum ada yang seperti itu kecuali warung kaki lima di pinggir jalan. Tapi kalau kualitasnya terus seperti ini dan makin lama makin menurun, saya rasa tidak ada bedanya dengan warung kaki lima di pinggir jalan. 6.9/10.