2012/01/26

Ebisu Curry

Kamome Building, 2nd Floor
Jl. Melawai Raya 189B, Jakarta Selatan
021-7210020


Saya sangat penasaran untuk mencicipi makanan yang ada di restoran yang spesialisasinya kari Jepang ini. Setelah rasa penasaran saya tidak tertahankan lagi, akhirnya saya dan teman saya pun meluncur ke Kamome Building yang terletak di daerah Melawai, Blok M.

Kamome Building berlokasi satu gedung dengan Starbucks dan bersebelahan dengan Tamani Cafe. Di lantai dasar Kamome Building ada supermarket Jepang yang menjual berbagai macam produk dari Jepang dan ada juga penjual kue-kue yang terletak di pintu masuk. Saya naik ke lantai dua menggunakan tangga dan saya langsung melihat Ebisu Curry yang.. Tutup.

Langsung saja saya bertanya kepada seorang pegawai yang baru keluar dari pintu khusus staff Ebisu Curry dan dia mengatakan; "jam 5 nanti kita buka kok", lalu dia segera pergi menjauh. Saya melihat jam tangan saya dan saat itu jam 4.45. Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu.

Ada beberapa orang yang datang untuk makan di Ebisu Curry tapi begitu melihat tempatnya tutup, mereka langsung menuju Ramen38 yang terletak di samping Ebisu Curry.
Tapi saya akan keukeuh dengan keputusan awal saya sejak meninggalkan kosan!

Karena sengaja tidak mengisi perut dari pagi, perut terasa lapar..
Plus kuliah dan tugas gambar yang seabrek-abrek, perut ini terasa semakin lapar..
Penantian selama 15 menit itu terasa sangaaaaaaaaattt lama..
Dan pada akhirnya, lampu-lampu di Ebisu Curry mulai dinyalakan.

BANZAI!!


Bisa take away juga loh

Clay food yang menggoda dipajang di etalase

Berhubung baru saja buka, lokasi masih sangat sepi. Hanya ada saya, teman saya, dan dua pelayan. Foto-foto bisa sepuasnya tanpa ada yang memperhatikan dengan pandangan aneh. Jadi merasa seperti tempat milik sendir. :P


Datang kesini rasanya benar-benar seperti sedang makan di suatu restoran di Jepang. Ada pengumuman dalam bahasa Jepang yang ditempel ke dinding, siaran TV dalam bahasa Jepang, bahkan menu-menu pun ditulis dalam huruf-huruf Jepang dan bahasa Jepang.

Di setiap meja disediakan tisu basah, sumpit, garpu, dan dua sendok. Sendok yang besar untuk makan nasi dan sendok yang kecil untuk makan dessert.


Agar tidak ada yang seperti saya lagi (menunggu dengan sangat lama), jangan lupa untuk mengecek jam operasi atau menelpon Ebisu Curry sebelum datang ke lokasi.
  • Senin - Jumat   : 9:00 - 11:00 dan 13:00 - 21:00
  • Sabtu - Minggu: 9:00 - 11:00 dan 11:00 - 23:00 

FOOD & PRICE


Walaupun saya sedikit menguasai bahasa Jepang, saya sempat kesulitan dalam mengartikan menu-menunya, berbahasa Jepang dan tidak ada keterangan. Untungnya para pelayan yang baik hati dengan sabar menjawab pertanyaan saya.
  • Nomimono (Drinks / Minuman): 6.000 - 580.000
  • Otsumami (Drinking snacks / Cemilan untuk teman minum): 18.000 - 38.000
  • Namayasai (Vegetables / Sayuran): 22.000 - 48.000
  • Oden (Hot pot / Sejenis rebusan di dalam panci seperti shabu-shabu): 8.000 - 18.000*
  • Kushiage (Skewer / Sate): 5.000 - 12.000*
  • Teisyoku (Set meal / Porsi lengkap): 36.000 - 72.000
  • Syokuji (Nasi dan sup, mungkin?): 10.000 - 30.000
  • Curry..
Dan yang paling terakhir adalah curry, alias KARI. Khusus untuk bagian kari, saya akan memberikan sedikit info.
 
Pertama, ada 3 jenis porsi:
  1. E (え): Porsi kecil, lebar piring kurang lebih 20 cm, harganya 39.000 - 63.000.
  2. Bi (び): Porsi normal, lebar piring kurang lebih 38 cm, harganya 49.000 - 71.000
  3. Su (す): Porsi besar, lebar piring hampir 50 cm, harganya 64.000 - 86.000
Ukuran tidak begitu akurat karena saya menghitung dengan jengkal tangan saya lalu saya ukur jengkal tangan saya menggunakan penggaris.

Kedua, berikut saya terjemahkan beberapa kata yang kurang umum:
  • Yasai: Sayuran
  • Horenso: Bayam
  • Buta: Daging babi
  • Gyu: Daging sapi
  • Rose: Daging babi dengan lemak
  • Hire: Daging babi tanpa lemak
  • Menchi: Potongan daging
Kesimpulan dari tulisan panjang lebar di atas adalah; harga menu yang paling murah 6.000 dan yang paling mahal 580.000**. Cukup bawa uang 100.000 karena dapat minum gratis disini. Tapi setidaknya bawa uang lebih untuk berjaga-jaga.

*Kurang tau dijual perpotong atau tidak.
**Harga sudah termasuk 10% pajak dan 5% servis.

FOOD REVIEW

Mineral Water (Free and refill)

Baru saja saya duduk dan membaca menu, pelayan sudah menuangkan air mineral dingin. Karena gratis dan sepuasnya, saya memutuskan untuk tidak memesan minuman lagi.

Salad (Free)

Saat saya menunggu pesanan saya datang, saya diberikan semangkuk kecil salad yang berisi daun selada dan tomat lalu diberikan sedikit dressing. Rasa dressing-nya sama saja dengan dressing yang dijual di supermarket terdekat. Suatu hidangan yang bisa dibuat sendiri dengan mudah di rumah.

Hire Katsu Curry (71.000)

Piring yang cukup besar untuk porsi normal..

Seperti yang saya sebutkan di bagian Food & Price, hire adalah daging babi tanpa lemak. Yang saya pesan ini Hire Katsu Curry, daging babi tanpa lemak yang dilumuri dengan tepung roti lalu digoreng. Sehingga saya mendapatkan kerenyahan dari si tepung roti di luar dan empuknya daging babi di dalam tepung roti tersebut.

Kekentalan kuah karinya pas, tidak terlalu kental yang biasanya bikin eneg, dan tidak terlalu encer seperti kuah sup. Tidak ada potongan kentang ataupun wortel di kuah karinya. Kuah karinya pun asli dimasak dengan daging sapi, bukan menggunakan bumbu kari instan yang dijual di supermarket-supermarket Jepang.

Nasinya tidak lembek, tidak lengket, matangnya pas. Sangat cocok dipadukan bersama kuah karinya.


Potongan daging yang diberikan cukup besar dan banyak, tapi tidak terlalu tebal. Setelah digoreng, tekstur daging babi menjadi mirip dengan daging ayam. Perbedaannya hanya warna daging yang pale pink hampir seperti warna putihnya daging ayam, dan tentu saja rasanya yang lebih gurih.

Fukujinzuke, semacam acar yang biasa mendampingi kari-kari Jepang

 Cabai bubuk dan bawang putih goreng untuk menambah rasa

 Pudding (Free)

Selesai makan, pelayan dengan sigap memberikan puding berwarna coklat kehitaman. Saya menebak-nebak rasa puding tersebut, apakah rasa Coca-Cola? Sarsapila? Atau rasa teh? Tapi ternyata setelah saya cicipi, puding tersebut rasa kopi. Rasanya benar-benar pahit, seperti rasa kopi tubruk tanpa tambahan gula sedikitpun. Untungnya diberikan susu kental manis rasa vanila sehingga rasa pahitnya tidak terlalu dominan karena dinetralkan dengan rasa manis dari susu kental manis itu. Menurut saya sih susunya kurang banyak, karena saya suka dessert yang manis.

Kebersihan tempat makan ini baik, pelayan dengan cepat mengangkat piring kotor beberapa menit setelah saya selesai makan. Menurut saya harganya cukup mahal, tapi porsinya sangat sesuai dengan harganya. Walaupun saya hanya makan satu porsi tapi rasanya sangat kenyang sekali. Mungkin lain kali saya akan datang lagi kesini. 8/10.

No comments:

Post a Comment