2013/05/21

Luve Litee


*Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog Luve Litee.

Beberapa waktu yang lalu saat saya sedang mengecek blog, ada seseorang berkomentar di salah satu posting-an, mengajak saya untuk mengikuti kompetisi blog; membuat sebuah artikel tentang salah satu produk es krim Campina, yaitu Luve Litee.


Luve Litee merupakan salah satu frozen dessert pertama di Indonesia yang 100% non dairy, alias tidak menggunakan produk olahan susu sapi. Susu yang digunakan adalah susu kedelai, yang berarti kadar lemak jenuhnya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan susu sapi namun kandungan proteinnya hampir menyerupai susu sapi. Susu kedelai juga tidak mengandung kolestrol. Hal ini menjadikan Luve Litee merupakan es krim sehat yang low fat, yang berarti cocok untuk dikonsumsi orang-orang yang sedang menjalani program diet, vegan dan vegetarian, dan juga orang-orang yang mengidap lactose intolerant (alias tidak mampu mencerna laktosa, kandungan gula yang ditemukan dalam susu sapi dan produk olahan susu sapi lainnya seperti keju, mentega, dan sebagainya).

Sebenarnya produk ini sudah cukup lama beredar di minimarket dan supermarket, sudah sejak tahun 2012. Namun karena saya bukan seorang penggemar berat es krim, saya tidak menyadari dengan keberadaan produk tersebut sampai pada akhirnya seseorang mengatakan tentang keberadaan produk tersebut.

Esok harinya saya langsung mencari es krim ini di minimarket-minimarket dekat kosan saya, namun rasa-rasa dari es krim ini tidak dijual secara lengkap. Terkadang hanya yang ada yang rasa rasberi, kadang hanya ada yang coklat, kadang ada yang coklat dan teh hijau namun tidak ada yang rasberi. Setelah mencari sana-sini dan menitip kepada kakak untuk membelikan, akhirnya saya mendapatkan es krim Luve Litee dengan rasanya yang lengkap. Luve Litee mempunyai tiga varian rasa, yaitu chocolate, green tea, dan raspberry rosella.


Sebelum saya mencicipi rasa-rasa es krim tersebut, saya memperhatikan baik-baik kemasaannya. Pada bagian label di tutup kotak es krim terdapat simbol kecil bergambar, lebih tepatnya sih bergambar seperti.. Sekop. Begitu saya tarik label tersebut, ternyata terdapat sendok kecil untuk makan es krim di balik label tersebut.


Menurut saya ini merupakan hal yang bagus dan juga praktis. Jika membeli es krim ini di minimarket atau supermarket terdekat, tidak perlu repot-repot meminta sendok es krim di kasir karena sudah tersedia di balik label di bagian kotak es krim tersebut.


Yang pertamakali saya cicipi adalah rasa kesukaan saya, rasa green tea.

Green tea, atau teh hijau, merupakan minuman yang terbuat dari daun teh. Awalnya minuman ini berasal dari Cina, namun sekarang sudah menjadi bagian dari budaya beberapa negara di Asia. Teh hijau banyak digunakan untuk berbagai macam produk, seperti hidangan penutup, suplemen dan vitamin, snack-snack, kosmetik, dan sebagainya. Banyak penelitian ilmiah dan juga medis yang membuktikan bahwa dengan mengonsumi teh hijau secara teratur dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung dan mencegah beberapa jenis-jenis kanker tertentu.


Bubuk teh hijau juga menjadi salah satu bahan dari es krim Luve Litee rasa green tea ini. Begitu saya cicipi, rasa teh hijaunya cukup kuat disertai dengan rasa susu yang manisnya tidak begitu mendominasi rasa teh hijaunya itu sendiri. Samasekali tidak ada rasa pahit. Mungkin banyak orang yang tidak menyukai rasa asli teh hijau yang pahit sehingga rasa teh hijau dalam es krim ini disesuaikan dengan lidah orang Indonesia yang rata-rata menyukai rasa manis. Menurut saya, rasa es krim Luve Litee yang green tea ini cukup enak, namun saya lebih menyukai rasa green tea yang sedikit pahit dan juga manis di saat yang bersamaan.


Rasa kedua yang saya cicipi adalah rasa chocolate.

Seperti yang sudah kita ketahui, coklat terbuat dari buah kakao. Coklat terbagi menjadi beberapa tipe, yang umum ditemui adalah white chocolate (konveksi berdasarkan gula, susu, dan mentega kakao tanpa kakao padat), milk chocolate (coklat yang dibuat dengan tambahan susu), dan dark chocolate (coklat yang dibuat dari lemak dan gula kakao tanpa menambahkan susu atau hanya sedikit susu yang ditambahkan dalam pembuatan coklat ini), dan masih banyak tipe-tipe coklat lainnya. Dari sekian banyak tipe-tipe coklat, dark chocolate mempunyai efek kesehatan yang paling banyak. Beberapa efek positifnya adalah sebagai stimulator otak, anti kanker, meningkatkan aktivitas otak dan detak jantung, mengurangi resiko kardiovaskular, dan lain sebagainya.

Begitu saya membuka tutupnya, saya bisa mencium aroma coklat yang cukup kuat. Rasa coklatnya pun sangat terasa dan tidak terlalu manis dengan rasa gula namun juga tidak pahit. Menurut saya rasa manisnya sudah pas, tidak terlalu manis dan juga tidak pahit. Namun tekstur es krim ini berbeda dengan yang lainnya, yang ini sedikit lebih kasar, saya bisa merasakan tekstur kasar dari es yang membeku.


Yang terakhir saya cicipi adalah rasa raspberry rosella.
Kalau kata "raspberry" sudah sering saya dengar, namun kata "rosella" ini merupakan sebuah kata yang baru untuk saya.

Setelah banyak browsing dan bertanya kepada teman-teman; Rosella, atau roselle, atau Hibiscus Sabdariffa, atau lebih akrab disebut "asam paya" oleh orang Indonesia, merupakan sebuah spesies bunga. Saya kurang mengetahui asal-usulnya darimana karena ada yang bilang dari Afrika, ada juga yang bilang dari Australia. Dan nama lain rosela ini banyak sekali. Saya jadi bingung sebenarnya spesies bunga yang satu ini berasal darimana.

Kegunaan rosela di berbagai negara berbeda-beda, ada yang dijadikan sebagai bahan salad, ada yang dijadikan sebagai selai, ada yang dijadikan minuman, dan lain sebagainya. Rosela dianggap sebagai anti-hipertensi, dan juga digunakan sebagai obat karena dipercaya mempunyai khasiat untuk luka luar dan berbagai macam penyakit seperti diuretik, pencahar ringan, dan pengobatan untuk penyakit kanker, jantung, dan saraf.

Banyak teman yang mengatakan bahwa bunga rosela ini enak rasanya, ada yang bilang rasanya asam, ada yang bilang manis, ada yang bilang cocok untuk jadi manisan, ada yang bilang teksturnya crunchy, ada juga yang hanya sekedar berkata enak. Namun selama saya belum mencoba sendiri.. Mana saya tau.

Kalau es krim Luve Litee rasa raspberry rosella ini aromanya cukup manis dan wangi. Rasanya agak terlalu manis dan sedikit asam. Rasa es krim yang satu ini masih agak asing di lidah saya, tapi menurut saya sih cukup enak dan menarik rasanya.


Secara keseluruhan, tekstur es krim Luve Litee cukup lembut. Variasi rasanya memang tidak banyak sih tapi menurut saya cukup menarik kok, apalagi yang rasa raspberry rosella itu. Rata-rata rasa es krimnya tidak didominasi dengan rasa manis, namun rasa utama yang terdapat pada label itu yang dikuatkan rasanya. Rasa cukup seimbang dan tidak berlebihan, tidak terlalu manis dan tidak terlalu creamy. Dengan total energi sebanyak 110 kkal dari seporsi es krim berisi 110 ml ini, jika dibandingkan dengan info nutrisi yang terkandung pada es krim lainnya, rasanya tidak salah juga mengonsumsi es krim Luve Litee di saat sedang diet, bersantai, atau saat matahari sedang terik-teriknya ketika kita menjalani aktivitas sehari-hari.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Luve Litee, kunjungi http://eskrimlowfat.com, atau bisa juga dengan me-like page Luve Litee di Facebook,  atau follow Twitter-nya.

2013/05/14

Downtown Bistro

The Landmark Center, Ground Floor
Jl. Jendral Sudirman No. 1, Jakarta
021-52960064 


Baru saja beberapa jam yang lalu, saya dan kedua kakak saya merayakan wedding anniversary bersama mama dan papa saya yang ke-29 di Downtown Bistro. Hari-hari sebelumnya, saya dan kakak saya sempat bingung memilih tempat untuk merayakan karena banyaknya pilihan tempat. Akhirnya setelah beberapa jam browsing, kakak saya menyarankan untuk mencoba di Downtown Bistro, saya dan papa saya sih iya-iya saja, tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru.


Terletak di Landmark Center, Sudirman, begitu memasuki lobi, papa saya langsung melihat signage Downtown Bistro. Ternyata tempatnya nyaman juga. Interiornya dominan kayu dan gayanya klasik dengan lantunan lagu ber-genre swing jazz yang turut meramaikan suasana. Tempatnya dibagi menjadi dua bagian; indoor dan outdoor.




Pada bagian indoor terdapat meja-meja dan kursi-kursi kayu, ada juga rak-rak buku berjejer yang berisi buku-buku medis berbahasa asing menutupi dinding bata merah. Papa saya sempat melihat salah satu isi buku tersebut dan buku tersebut merupakan terbitan tahun 1958. Tua sekali ya. Sayang sekali kalau hanya menjadi pajangan yang berdebu.
 

Dan di bagian outdoor merupakan teras kayu dengan jejeran meja-meja kayu, kursi-kursi kayu, dan sofa-sofa. Pemandangan di bagian luar hanyalah air terjun buatan, pohon-pohon, dan beberapa gedung. Jalanan tidak terlalu terlihat karena terhalang oleh panjangnya dinding air terjun. Dengan keberadaan air terjun tersebut, suasana di luar samasekali tidak bising dengan bunyi-bunyi kendaraan bermotor, justru sangat nyaman karena suara air terjun tersebut lebih deras dan menutupi suara kendaraan bermotor. Rasanya saya bisa duduk berjam-jam menikmati suasana tersebut di sini.



 FOOD & PRICE


Downtown Bistro menyediakan makanan klasik kontemporer yang sudah disesuaikan dengan gaya homemade. Di sini juga tersedia berbagai macam wine, cocktail, dan minuman beralkohol lainnya.
  • Spirit (By Bottle or Shot): 50.000 - 3.300.000
  • Cocktail: 85.000
  • Beer: 29.000 - 85.000
  • Hot Coffee: 15.000 - 39.000
  • Specialty Cold Coffee: 35.000 - 38.000
  • Decadent Chocolate: 35.000
  • Natural/Sparkling Water: 25.000 - 40.000
  • Juice & Fruit Elixirs: 28.000 - 105.000
  • Soda: 25.000 - 28.000
  • Tea Selection: 17.000 - 36.000
  • Appetizers: 41.000 - 49.000
  • Salads: 40.000 - 47.000
  • Soups: 27.000 - 30.000
  • From The Grill: 145.000 - 160.000
  • Main Course: 45.000 - 107.000
  • Burgers & Sandwiches: 55.000 - 63.000
  • Pasta Selection: 57.000 - 67.000
  • Dessert: 45.000 - 55.000
Harga belum termasuk pajak dan service.

FOOD REVIEW

Regular Tea (Goalpara) (17.000)

Rasanya cukup pekat namun sama saja seperti teh-teh pada umumnya. Disajikan dengan dua sachet gula tambahan.

Lychee (28.000)

Teh dengan rasa leci yang disajikan dengan sepotong buah leci dan biji selasih. Rasa teh dan leci-nya sendiri cukup kuat dan tidak didominasi dengan rasa manis gula.

Chocolate and Marshmallow (38.000)

Disajikan panas-panas dengan tambahan dua sachet gula. Terdapat empat potong marshmallow berisi coklat dengan ukuran yang sangat kecil dan porsinya yang pelit. Saya tidak menambahkan gula karena menurut saya rasa manisnya sudah pas dengan rasa pahitnya coklat.

Nutella Milkshake (38.000)

Milkshake dengan rasa Nutella. Cukup manis dengan rasa Nutella-nya yang sangat kuat. Cocok sekali untuk penggemar Nutella.
Nutella FTW!

Dark Mocha Mint (38.000)

Sangat terasa kopi dan mint-nya. Saya sih kurang suka dengan rasa mint-nya karena rasanya berbeda dengan rasa-rasa mint yang selama ini biasa saya rasakan. Namun kakak-kakak saya menyukai minuman yang satu ini.

Green Tea (38.000)

Minuman ini terdapat di bagian Specialty Cold Coffee, namun minuman yang satu ini samasekali tidak terasa kopinya, benar-benar murni green tea. Rasanya agak terlalu manis dan lebih mendominasi dibandingkan dengan rasa green tea-nya sendiri.

Cappuccino of Mushroom Soup (30.000)

Sup jamur dengan potongan-potongan jamur yang dicincang kasar. Teksturnya sangat halus dan ringan, rasanya juga enak dan cukup creamy. Membuat ketagihan dan ingin memesan lagi. Recommended.

Asian Beef Salad (42.000)

Satu porsi salad yang terdiri dari tomat, kacang mete, daging sapi, dengan homemade crispy wonton di atasnya, dan sesame dressing. Potongan daging sapi yang diberikan cukup royal, berbumbu, dan lembut. Dressing-nya pun diberikan secara merata keseluruh bagian salad-nya. Sayangnya daun selada itu agak layu karena terkena panas daging.

Downtown Nachos (49.000)

Satu porsi homemade tortilla chips yang cukup banyak dengan chilli con carne, tomato salsa, fresh guacamole, cheese, yang kemudian disiram dengan sour cream di atasnya. Saya suka dengan makanan ini karena disajikan dalam keadaan yang masih hangat, fresh from the oven. Tekstur tortilla chips-nya sangat renyah, samasekali tidak keras dan saat dikunyah tidak menjadi serpihan tajam yang melukai mulut. Rasanya berbumbu namun tidak terlalu kuat, cocok dipadukan dengan chilli con carne, tomato salsa, fresh guacamole, cheese, dan sour cream. Recommended.

Jumbo Pesto (67.000)

Pesto pasta dengan udang, bawang putih, parmesan cheese, dan sepotong garlic bread. Pasta tersebut berbau bunga; harum, wangi, apapun itu namanya. Namun rasanya agak hambar, lebih mirip aglio olio dibandingkan pesto. Udangnya diberikan secara royal, namun sayangnya tidak dikupas dengan sempurna.

Nasi Goreng Kampoeng (45.000)

Nasi goreng sambal belacan yang disajikan dengan suwiran ayam, kerupuk udang, emping, telur ceplok, dan acar. Rasanya sih standar nasi goreng biasa, tapi cukup enak lah. Seandainya telur ceplok tersebut disajikan setengah matang dengan bagian kuningnya yang masih meleleh, pasti lebih enak lagi.

Fish and Chips (60.000)

Ikan dori yang digoreng tepung, disajikan bersama keripik kentang, salad, dan saus tartar. Adonan tepung yang menyelimuti ikan dori-nya agak berbeda dengan fish and chips restoran lain, namun teksturnya sama-sama renyah. Keripik kentangnya agak tipis dan terlalu asin. Saus tartar-nya lumayan walaupun terlalu banyak potongan acar timun di dalamnya.

The George Steak (150.000)

Tenderloin yang disajikan di atas potato pancakes dan mixed vegetables. Papa saya memesan dengan kematangan medium dan mushroom sauce, dan steak ini datang dengan kematangannya yang pas; dalamnya masih berwarna pink dan juicy dengan sari dagingnya. Tekstur dagingnya empuk, lembut, dan tidak alot. Mushroom sauce-nya bertekstur cukup kental dan kasar, namun masih cocok dipadukan dengan daging dan elemen lainnya yang terdapat di piring.

The George Pie (45.000)

 ..Tampilannya sangat berbeda dengan yang ada di website Downtown Bistro dan situs-situs review lainnya. Yang ini disajikan seloyang utuh, bukan sepotong. Di atasnya terdapat es krim vanila dan sepotong stroberi dan coklat. Kulit pai-nya cukup tebal dan manis, cocok dipadukan dengan isi pai-nya yang rasanya sedikit asam; irisan buah apel yang cukup tipis dengan kismis. Sangat mengenyangkan.

Anniversary card designed and crafted by my sister!

Downtown Bistro merupakan tempat yang cocok dan nyaman untuk hangout, merayakan acara keluarga, atau hanya untuk sekedar bersantai melepaskan kepenatan dari kemacetan ibu kota. Pelayanannya sangat baik; sigap, ramah, siap menjawab semua pertanyaan, dan memberikan rekomendasi yang baik. Makanannya cukup enak dengan harga yang cukup terjangkau, dan juga tidak lama keluarnya. 8/10.