2012/11/29

Bakmi Pemangkat

Jl. Dr. Setiabudi No. 86, Pontianak, Kalimantan Barat


Masih penasaran dengan kuliner di Pontianak, saya ditemani seorang teman kampus saya berkeliling kota Pontianak yang tidak terlalu besar dan tidak begitu macet, mencari tempat makan yang tampaknya menarik untuk dicoba. Saat itu informasi yang saya dapatkan sangat minim, maka dari itu saya hanya bermodalkan motor teman dan pengelihatan yang jeli, melihat kiri-kanan jalan untuk mencari tempat makan yang ramai dengan orang-orang. Seperti biasa, stereotype "kalau suatu tempat makan ramai, berarti makanannya enak".

Setelah berkeliling cukup lama, akhirnya saya sampai di jalan Dr. Setiabudi yang merupakan jalanan dengan tempat makan berjejer sepanjang jalan. Saat itu mata saya tertuju kepada satu tempat makan yang cukup ramai, yaitu Bakmi Pemangkat. Karena hari sudah cukup malam, tempat itu menjadi tujuan akhir saya dalam berwisata kuliner di Pontianak.


Setelah duduk dan memesan, saya mengamati tempat ini. Tempat makan ini tampak seperti sebuah rumah yang "dipaksa" menjadi tempat makan karena adanya sebuah lemari kayu yang cukup besar lengkap dengan pajangan di dalam lemari tersebut di ruangan tempat saya makan. Untuk kebersihannya agak minus, karena banyaknya sampah tisu berserakan di bawah meja-meja dan kursi-kursi, padahal di setiap meja disediakan tempat sampah. Tampaknya orang-orang susah sekali ya untuk menjulurkan lengannya ke atas tempat sampah.

FOOD & PRICE


Di sini hanya disediakan bakmi dan juga kwetiau, tidak ada makanan lain seperti Chinese Food pada umumnya dan makanan lainnya di sini. Seporsi bakmi dibanderol harga 13.000 untuk porsi kecil, 15.000 untuk porsi normal, dan 16.000 untuk porsi besar. Menurut saya harga tersebut sangat ramah di kantong mahasiswa seperti saya.

FOOD REVIEW


Karena yang spesial di sini adalah bakminya, maka mau tidak mau saya memesan bakmi dengan porsi normal. Seporsi bakmi a la Khuntien dengan daging kepiting, otak-otak, daging babi merah, secuil lemak babi yang digoreng hingga garing, bakso ikan, tauge, dan juga seledri. Dengar-dengar sih, mie-nya Bakmi Pemangkat ini dibuat sendiri tanpa menggunakan bahan-bahan kimia seperti pengawet dan pewarna. Tekstur mie-nya keriting dan kecil, kenyal dan agak berbumbu. Menurut saya porsi mie-nya sendiri cukup banyak, ditambah dengan berbagai macam daging dan hal-hal lainnya di dalam mangkuk, seporsi bakmi ini sudah cukup mengenyangkan.

Daging kepitingnya dicincang dan rasanya cukup berbumbu. Otak-otanya biasa saja, terasa hambar, begitu juga bakso ikannya. Daging babinya, yah, tidak begitu spesial. Lemak babi yang digoreng hingga garing itu lumayan enak karena teksturnya menjadi seperti kerupuk, rasanya gurih. Sayang hanya diberikan satu buah, kecil pula.


Untuk kuahnya sendiri, rasanya tidak begitu gurih, bahkan menurut saya rasanya cenderung hambar.

Secara keseluruhan, bakmi di sini lumayan juga rasanya, tapi tidak istimewa. Saya merasa sepertinya masih ada bakmi yang lebih enak daripada ini. Makanannya tidak begitu lama datangnya. Orang-orang yang melayani ramah-ramah dan murah senyum, dan juga suka difoto. Sayangnya tempatnya tidak begitu bersih. 7/10.

No comments:

Post a Comment