Jl. Bypass Ngurah Rai, Tohpati, Bali
Beberapa waktu yang lalu, saya menyempatkan diri untuk berlibur ke Bali di saat banyak masalah dan tugas yang mengejar, singkat kalimat: melarikan diri. Rasanya tidak lengkap kalau ke Bali tetapi tidak mencicipi masakan khas di sini, babi guling.
Awalnya saya ingin mencicipi Babi Guling Bu Oka yang cukup terkenal di kalangan penggemar kuliner, namun kata teman saya yang tinggal di Bali, sebenarnya semua babi guling sama saja, yang membedakan hanya marketing-nya saja. Akhirnya saya pun diajak teman saya untuk makan di warung babi guling langganannya, Babi Guling Handayani.
Tempatnya cukup besar dengan lapangan parkir yang cukup luas untuk menampung motor dan mobil. Di depan, tepatnya di dekat pintu masuk, ada etalase yang mirip dengan etalase rumah makan Padang, tapi yang membedakan adalah makanan yang dipajang disini berupa babi guling utuh yang beberapa bagiannya sudah dipotong, seloyang besar daging, lemak, bumbu, sambal, dan sejenisnya.
Saat saya hendak memesan, cukup banyak orang yang juga memesan sehingga saya harus antri. Sepertinya Babi Guling Handayani ini cukup terkenal. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya giliran saya untuk memesan. Satu porsi nasi babi guling tanpa darah dan lawar (dalam bahasa Bali artinya sayuran).
Tempatnya semi-outdoor dengan interior yang dominan kayu. Langit-langit atap yang cukup tinggi dan pintu masuk yang lebar membuat tempat ini nyaman dan tidak panas juga pengap karena sirkulasi udaranya yang baik. Tempat ini pun juga bersih. Begitu seseorang selesai makan, pelayan langsung mengangkat piring-piring kotor.
FOOD REVIEW
Tidak lama menunggu, minuman dan semangkuk sup pun diantarkan. Saya tidak tahu nama sup tersebut, tapi mirip dengan sup tongseng kambing yang biasa ada di warung-warung sate, yang membedakan adalah daging yang digunakan adalah daging babi. Kuahnya menggunakan bumbu Bali dan rasanya cukup gurih. Daging di dalamnya pun empuk dan tidak alot.
Setelah minuman dan sup datang, tidak lama kemudian nasi babi guling saya pun datang. Sepiring nasi dengan porsi yang cukup banyak dengan lauk kulit babi, daging babi, kerupuk kulit babi, lemak babi, sate ikan, organ-organ tubuh babi, sambal, lalu disiram dengan saus bumbu khas yang berwarna hijau.
Lemak |
Untuk lemaknya, kulit yang membungkus lemak terasa garing, empuk, dan lemaknya begitu kenyal di balik kulit tersebut. Rasanya pun benar-benar sangat gurih.
Kerupuk |
Kerupuk kulit yang dibuat dari kulit babi ini garing, tidak keras, tidak terlalu berminyak, dan tentu saja rasanya sangat gurih. Sayangnya hanya diberi satu kerupuk per piring.
Organ dalam |
Ini adalah organ tubuh babi yang digoreng hingga kering dan garing. Sebenarnya saya tidak suka memakan organ-organ tubuh binatang karena biasanya tekstur organ itu kenyal-kenyal gimana gitu. Namun jika organ tubuhnya diolah seperti ini, saya tidak sungkan untuk memakannya karena teksturnya yang garing dan renyah, dan juga gurih. Mirip dengan kerupuk.
Daging |
Daging babi ini tidak tipis, empuk, tidak alot, agak berbumbu tapi tidak begitu gurih. Terkadang di bagian daging babinya menempel lemak.
Kulit |
Potongan kulit babi yang cukup besar dan tebal. Di bagian kulitnya garing, dan di balik kulitnya itu ada lemak yang menempel. Jika dimakan akan ada perpaduan yang renyah dan juga empuk. Rasanya gurih, tapi sayangnya sangat berminyak.
Organ dalam |
Ini adalah paru yang digoreng hingga garing. Rasanya sama saja seperti paru pada umumnya, lama kelamaan dikunyah akan terasa pahit.
Sate ikan |
Sate ikan ini cukup enak. Empuk dan cukup besar. Dimasak dengan bumbu Bali dan tidak terlalu gosong.
Semuanya harus diaduk rata sehingga semua kenikmatan unsur-unsur dalam piring tersebut menyatu menjadi sebuah elemen yang begitu nikmat. Bumbu berwarna hijau itu enak dan terkadang terasa rempah-rempah yang wangi. Sambalnya pun cukup pedas dan menambah kenikmatan makanan tersebut. Dengan porsinya nasi dan lauk yang banyak, makan satu porsi pun sudah cukup.
Begitu selesai makan, saya kaget melihat total harga di bonnya, 50.000. Padahal saya berdua dengan teman saya hanya makan masing-masing seporsi nasi babi guling dan segelas es teh manis. Teman saya pun menjelaskan kalau orang Bali memberi harga berdasarkan penampilan, karena biasanya kalau dia membeli makanan di sini setelah pulang kerja hanya dikenakan biaya 7.000 saja.
Walaupun tempatnya nyaman dan rasa makanannya cukup enak, saya agak ragu untuk merekomendasikan tempat ini karena harganya yang tidak tetap. Saya beri rating 7.9/10.